Munculnya Draf dua versi itu menimbulkan
masalah beruntun, seperti yang disampaikan oleh Alvin Firmansyah Selaku Wakil
Presiden Mahasiswa dampak yang ditimbulkan mulai dari molor pelantikan MPM, Pertanggung
jawaban BEM kepengurusan 2015-2016 juga molor, hingga akhirnya berdampak pada
UKM dan HMJ yang tidak mengerti permasalahan tersebut juga merasakan dampaknya,
mulai dari molornya pelantikan UKM dan HMJ hingga pada kondisi intern
organisasinya.
Imbas dari munculnya draf hasil KLB yang
berbeda tersebut berdampak pada aktivitas Keluarga Mahasiswa Polije (KM- Polije)
di bawahnya, mulai dari program kerja hingga pendanaan di masing-masing
KM-Polije. Seperti yang di sampaikan M. Afif Rijal Husni selaku Ketua UKM
Pramuka Polije periode 2015-2016, dengan adanya kontroversi ini menyebabkan
terhambatnya UKM untuk melaksanakan program kerja.”Dengan molornya pelantikan
UKM ini, kami belum bisa melaksanakan program kerja yang sudah direncanakan”
tuturnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Rendra Wafa
selaku ketua UKM Lumut. Ia menyampaikan kekecewaannya terhadap organisasi yang
seharusnya menjadi contoh dan menaungi malah bersitegang membenarkan satu sama
lain draf AD/ART hasil KLB tahun kemaren. “Lucu aja, kita sebagai ormawa yang
seharusnya mendapat kebijakan atau
naungan dari atasan yang sangat terhormat tersebut, seharusnya kita mencontoh
malah kita heran dengan apa yang terjadi, ada dua AD/ART yang berbeda,
sangat-sangat saya sesalkan si seperti itu,” ujarnya.
Kekecewaan bukan tidak beralasan, sebab
dengan peristiwa munculnya draf tersebut beberapa UKM seperti UKM Lumut dan
Pramuka merasa dirugikan “Kalok
berpengaruh si sedikit ya hanya dipendanaan aja”. Rendra menambahkan.
Permasalahan antara BEM dan MPM mengenai
kebenaran hasil KLB yang berujung pada Sidang Istimewa tersebut menimbulkan
dampak beruntun yang dirasakan oleh UKM dan HMJ yang ada di bawahnya. UKM dan
HMJ yang tidak ikut-ikut didalamnya menjadi korban dari kontroversi munculnya
dua draf AD/ART yang berbeda.
Oleh : Sugiyanto