Doc. Istimewa |
Judul : The Terminal
Sutradara : Steven Speilberg
Pemain : Tom hanks
Cheterin-Zeta jones
Adalah sebuah film bergenre drama komedi dan cenderung satir yang diproduksi tahun 2004. Film ini terinspirasi oleh kisah nyata seorang pengungsi Iran, Mehran Karimi Nasseri yang tinggal di Bandar Udara Charles de Gaulle, dekat Paris sejak 1998 karena bukti pengungsinya dicuri. Meski disutradarai oleh spesialis film fiksi-ilmiah, Steven Spielberg, The Terminal tidak mengecewakan sebagai film drama. Adegan, dialog serta alur dibangun runtut, meski dengan awal mula cerita yang “janggal”. Terdampar di bandara karena izin visanya ditolak sementara, akibat konflik negara.
Dibintangi oleh aktris Catherine Zeta-Jones dan aktor peraih Piala Oscar, Tom Hanks, film ini tidak bisa dilewatkan begitu saja, terutama bagi penggemar drama. Karakter Viktor Navorsky yang dibawakan Tom Hanks terlihat natural dan mengesankan. Dengan kepolosan dan kecanggungan Viktor, Tom Hanks seakan mengajak penonton untuk menertawakan tingkah laku manusia modern yang nampak semu dan penuh pura-pura.
Film ini diawali ketika Viktor Navorsky yang berkebangsaan Krakozhia menginjakkan kaki di Bandara Internasional JFK, New York. Dirinya berkeinginan untuk menepati janjinya kepada sang ayah, seorang musisi jazz. Ia pergi ke Amerika dengan membawa sebuah koper dan kaleng di tangannya. Sempat muncul kecurigaan dari beberapa pihak terutama bagian imigrasi bandara, karena isi kaleng tersebut dirahasiakan.
Nampaknya nasib sial masih menyukai Viktor. Setelah dicurigai pihak imigrasi, kehadirannya seakan ditolak di negara adikuasa tersebut. Viktor tidak diperbolehkan keluar dari bandara karena visanya ditahan/ditolak sementara. Alasan bandara menahan visa tersebut disebabkan konflik di Krakozhia yang melibatkan teroris internasional. Keputusan inilah yang membuat dirinya harus menginap sementara waktu di bandara dengan waktu yang tidak ditentukan.
Pada mulanya, Viktor merasa bahwa keputusan tersebut sangat merugikan, karena durasi visanya yang tidak lama sedangkan usia ayahnya sudah diambang batas. Negosiasi dengan pihak imigrasi juga ditolak, membuat Viktor harus menerima kenyataan bahwa dirinya telah terdampar di negara yang dianggap sebagai pusat demokrasi dunia. Kondisi tidak mengenakkan inilah yang mengawali alur cerita The Terminal menjadi lebih hangat. Tingkah polah Viktor mengisi waktu ‘terdampar’ membuat cerita film menjadi semakin menarik.
Untuk menunjang aktivitas kesehariannya, Viktor mengubah sudut gudang transit barang menjadi ruang pribadinya yang cukup untuk beristirahat dan berganti baju. Selama di bandara, dirinya mencoba melakukan kerja-kerja sederhana namun seringkali luput dari perhatian orang. Menjadi cleaning service dadakan juga pramusaji restoran fastfood dijalani tidak hanya untuk sepeser receh namun penuh dedikasi. Kepolosan Viktor dalam memandang suatu hal membuat dirinya dinilai unik menurut orang-orang di sekelilingnya.
Sering melakukan tindakan yang dianggap konyol membuat dirinya mudah dikenal oleh lingkungan sekitar gudang. Keunikan sosok Viktor inilah membuat seluruh karyawan dan pekerja di lingkungan bandara mudah mengenalnya, terutama sebagai sosok yang penuh dedikasi. Di samping dedikasi karakter Viktor juga mudah berkomunikasi yang memungkinkan dirinya akrab dengan siapa pun, tak terkecuali dengan pramugari cantik, Amelia Warren (Chaterine Zeta-Jones).
Setelah 9 bulan dilalui dengan sabar, akhirnya Viktor diizinkan meneruskan perjalanannya di tanah Amerika. Izin ini keluar seiring dengan usainya konflik di Krakhozia. Dengan dikeluarkannya visa, Viktor mulai menunaikan hajatnya demi sang ayah. Ternyata apa yang hendak dilakukan untuk menuntaskan keinginan tersebut ada di ‘kaleng rahasia’. Dirinya hanya menggenapi kekurangan tanda tangan musisi jazz yang pernah bermain bersama ayahnya semasa muda dulu. Dibantu Amelia, Viktor mencari 3 tanda tangan yang tersisa. Setelah semua terkumpul, ia bersiap untuk kembali ke kampung halamannya di Krakhozia.
[Dwi Prihati Ningsih]