17.23
3


[Polije-04/10/2015]- Pagi pukul 07.59 WIB, PeRaWat atau Pelatihan Para Akhwat yang diselenggarakan UKM Labaik dimulai di kelas D1 Gedung Bahasa Inggris. Agenda yang bertemakan “Seminar dan Pelatihan Mengurus Jenazah” ini mendapat kunjungan peserta putrisebanyak 45 orang, antara lain 11 orang dari delegasi HMJ dan UKM, sedang sisanya berasal dari Mahasiswi Polije, umum dan anggota Labaik sendiri.“Saya dari Ambulu mbak, kelas 3 SMA ,” ucap salah satu akhwat (baca: perempuan ) peserta Perawat. Peserta umum ini mendapat informasi dari salah satu rekannya yang berkuliah di Program Studi MIF.
Antusiasme peserta terlihat sesaat pemberian game uji konsentrasi yang dikomando melalui clue “opposite” dan “yang sebenarnya” oleh MC, dimana peserta diajak mengikuti gerakan sesuai perintah dan clue yang diberikan.
“Kok jadi saya yang senang ya,” ucap MC acara, Aniza dengan tawa. Acara dilanjutkan dengan 1 game adaptasi dari talk show ‘Eat Bulaga’ dan lantunan Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah ayat 6-8 oleh 2 anggota labaik. Ayat ini menjelaskan mengenai kepastian akan adanya kematian, sesuai dengan tema bahasan.
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S. Al-Jumu’ah ayat 8).
Sesi pematerian diberikan oleh Kholisah, SP., yang merupakan istri dari ketua jurusan PP Ir. Suwardi, MP. Ia menilai bahwa agenda perawat seperti ini bagus untuk dipraktikkan di Masyrakat. Menurutnya, kepedulian para mudi tentang merawat jenazah saat ini sangatlah minim.
“Saat ini rata-rata yang mampu mengurus jenazah hanya orang tua saja, lalu kalau tidak ada orang tua, siapa? Makanya acara seperti ini bagus agar adek-adek mampu menerapkannya di masyarakat nanti,” ucap Kholisah, SP. saat disinggung mengenai prospek Perawat.
Ketua panitia, sebut saja Nona R, berharap agar agenda-agenda khusus untuk melatih keterampilan seluruh muslimah di Polije bisa terus dilaksanakan. “Acara seperti ini bukan hanya untuk Labaik saja, semua mahasiswi bisa berpartisipasi, tidak memandang asal atau identitas, asal memiliki background muslimah. Kami hanya penyelenggara,” tuturnya.
Pada sesi praktikum, peserta dikelompokkan masing-masing 5 orang.  Tiap kelompok mempraktikkan cara pemandian dan pemakaian kafan untuk jenazah dengan menggunakan boneka. Namun sebelum itu, pemateri memberikan contoh perlakuan pada tubuh manusia dengan partisipasi peserta dan panitia.

(Galuh Dwi Saraswati)