[Polije-04/10/2015]-
Pagi pukul 07.59 WIB, PeRaWat atau Pelatihan Para Akhwat yang diselenggarakan
UKM Labaik dimulai di kelas D1 Gedung Bahasa Inggris. Agenda yang bertemakan
“Seminar dan Pelatihan Mengurus Jenazah” ini mendapat kunjungan peserta putrisebanyak
45 orang, antara lain 11 orang dari delegasi HMJ dan UKM, sedang sisanya
berasal dari Mahasiswi Polije, umum dan anggota Labaik sendiri.“Saya dari
Ambulu mbak, kelas 3 SMA ,” ucap salah satu akhwat (baca: perempuan ) peserta Perawat.
Peserta umum ini mendapat informasi dari salah satu rekannya yang berkuliah di
Program Studi MIF.
Antusiasme
peserta terlihat sesaat pemberian game uji konsentrasi yang dikomando melalui clue “opposite” dan “yang sebenarnya”
oleh MC, dimana peserta diajak mengikuti gerakan sesuai perintah dan clue yang diberikan.
“Kok
jadi saya yang senang ya,” ucap MC acara, Aniza dengan tawa. Acara dilanjutkan
dengan 1 game adaptasi dari talk show
‘Eat Bulaga’ dan lantunan Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah ayat
6-8 oleh 2 anggota labaik. Ayat ini menjelaskan mengenai kepastian akan adanya
kematian, sesuai dengan tema bahasan.
"Sesungguhnya
kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan." (Q.S. Al-Jumu’ah ayat 8).
Sesi
pematerian diberikan oleh Kholisah, SP., yang merupakan istri dari ketua
jurusan PP Ir. Suwardi, MP. Ia menilai bahwa agenda perawat seperti ini bagus
untuk dipraktikkan di Masyrakat. Menurutnya, kepedulian para mudi tentang
merawat jenazah saat ini sangatlah minim.
“Saat
ini rata-rata yang mampu mengurus jenazah hanya orang tua saja, lalu kalau
tidak ada orang tua, siapa? Makanya acara seperti ini bagus agar adek-adek
mampu menerapkannya di masyarakat nanti,” ucap Kholisah, SP. saat disinggung
mengenai prospek Perawat.
Ketua
panitia, sebut saja Nona R, berharap agar agenda-agenda khusus untuk melatih
keterampilan seluruh muslimah di Polije bisa terus dilaksanakan. “Acara seperti
ini bukan hanya untuk Labaik saja, semua mahasiswi bisa berpartisipasi, tidak
memandang asal atau identitas, asal memiliki background muslimah. Kami hanya penyelenggara,” tuturnya.
Pada
sesi praktikum, peserta dikelompokkan masing-masing 5 orang. Tiap kelompok mempraktikkan cara pemandian
dan pemakaian kafan untuk jenazah dengan menggunakan boneka. Namun sebelum itu,
pemateri memberikan contoh perlakuan pada tubuh manusia dengan partisipasi
peserta dan panitia.
(Galuh Dwi Saraswati)