Oleh : Dwi Prihati Ningsih

"Mereka yang mati muda : Sekali Berarti dan Sesudah itu (Bukan Berarti) mati!", sebuah buku kumpulan biografi karya anak-anak muda yang dipelopori oleh Arifin Surya Nugraha, Mahasiswa tingkat akhir ilmu sosial dan ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta. Buku yang diterbitkan pertama kali tahun 2008 ini, merupakan buku yang mengulas kembali kehidupan orang-orang yang mati muda, tetapi namanya tetap diingat karena semasa hidupnya mereka mengukir sebuah perjuangan yang tidak gampang. Sebut saja, Ahmad Wahib, Chairil Anwar, Munir Said, Raden Ajeng Kartini, Robert Wolter Monginsidi, Soe Hok Gie, Sudirman dan Supriyadi.
            Penulis bukan tanpa alasan memilih delapan pemuda diatas. Pemilihan tokoh-tokoh diatas, tidak hanya didasarkan perjuangan-perjuangan mereka semasa hidup, tetapi juga umur mereka yang singkat dan belum bisa menikmati sesuatu yang mereka perjuangkan dulu. Tapi, niat ikhlas dan rasa cintanya terhadap tanah air, merupakan sesuatu yang tanpa pamrih. Mereka  sangat ingin menciptakan sebuah masa depan bangsa Indonesia dengan lebih baik, walupun diantara delapan tokoh diatas, ada yang mati dibunuh akibat kebencian orang lain terhadap dirinya. Seperti Munir Said yang mati karena diracun pada saat perjalanannya dari Indonesia-Belanda, Ahmad Wahib yang ditabrak sepeda motor oleh orang tak dikenal, dan Robert Wolter Monginsidi yang dijatuhi hukuman mati oleh tentara Belanda.
            Dalam menggali data dan riwayat, buku ini memiliki struktur penulisan yang akurat. Tebukti dengan beberapa daftar pustaka dari berbagai sumber, bahkan wawancara kepada teman atau kerabat tokoh-tokoh revolusioner diatas. Terdapatnya catatan kaki disetiap tulisan, akan menambah kepercayaan pembaca, bahwa buku ini tidak sedang mengarang. Bahasa yang dipakai merupakan bahasa yang mudah dimengerti, dan membuat si pembaca memiliki imajinasi tersendiri tentang kehidupan tokoh.
            Buku ini juga berpesan, bahwa kematian bisa saja merenggut manusia di usia muda, tapi sebagaimana kita hidup, berusahalah agar apa yang kita lakukan semasa hidup memiliki arti tersendiri kedepannya kepada orang lain. Maksudnya, berusahalah berbuat sebaik mungkin selama hidup. Seperti yang Emanuel Levinas katakan bahwa kematian tidak bisa meniadakan seseorang.
            Dibalik beberapa kelebihan buku diatas, pastinya buku ini memiliki kekurangan. Si penulis buku, belum bisa menuliskan seberapa jauh kehidupan tokoh secara utuh, dan masih terlalu singkat menggambarkan keidupan tokoh yang sebenarnya. Tapi, bagi pembaca yang ingin mendapatkan sebuah motivasi di masa mudanya, buku ini sangat dianjurkan.