18.00
Salah Satu Makam Yang Retak. Doc. Dipta/Explant

Jember, (17/8) Gabungan mahasiswa pecinta alam (MAPALA) se-Jember akan memulai kegiatan konservasi gumuk di jalan semeru perumahan permai. Berawal dari pemikiran Fransdono (penjaga rumah kost) akan kejadian longsornya salah satu makam pada gumuk tersebut setelah pengerukan sebagian tanah gumuk untuk tujuan komersil.

Kejadian longsor itu terjadi pada tanggal 31 Desember 2015 malam hari. Waktu itu Frans sedang ronda malam bersama warga sekitar, tiba-tiba mendengar suara gemuruh longsoran, dan setelah ditelusuri ternyata telah terjadi longsor sebagian lereng dari gumuk hasil kerukan tersebut yang mengakibatkan salah satu dari jenazah ikut terbawa longsor. Keesokan harinya Ketua RT setempat memberikan mandat kepada Frans untuk mengakalinya agar tidak terjadi longsor susulan.

Karena kurang adanya kepedulian dari sebagian warga sekitar membuat Frans tergugah hatinya untuk menceritakan mengenai longsor tersebut ke mapala se-Jember. Dengan latar belakang penjaga rumah kost, Frans memiliki banyak teman-teman mahasiswa terlebih yang bergerak dalam organisasi pecinta alam. Frans pun mendatangi sekertariatan mereka satu persatu guna untuk membatu pelestarian yang ada di daerahnya. Setelah berapa bulan perundingan dengan mapala se-Jember akhirnya membuahkan hasil untuk diadakannya konservasi pada gumuk tersebut.

Dengan modal seadanya, Frans dan teman-teman mapala se-Jember telah melakukan koordinasi menyangkut perizinan konservasi gumuk kedepannya . Mulai perizinan dari penjabat setempat hingga penjabat pada dinas terkait, terakhir mereka usahakan untuk mendesak dibuatkannya surat tugas dari tiap perguruan tinggi mereka masing-masing sebagai upaya untuk tertib administrasi nantinya.

Teman-teman mapala se-Jember sepakat untuk menamainya dengan nama “Gumuk 71” sebagai perlambangan bahwa telah lahir sebuah konservasi gumuk yang bertepatan dengan peringatan kemerdekaan negara Indonesia. Saran dari salah satu peserta konservasi, “Sebagai generasi muda itu kita harus tanggap dan punya respect tinggi masalah kehidupan sosial sama lingkungan. Tanpa kita sadari sekarang air aja udah ada harganya apalagi untuk kedepannya. Itu cuma air tidak menutup kemungkinan besok itu udara juga ikut mbayar, udara bersih maksudnya.” ujar Budi Wahyu Wibowo (ketua umum bekisar)

Untuk rehabilitasi selanjutnya akan sering dilakukan mapala berapa kali perminggu untuk dirawat tiap-tiap tanaman yang sudah ditanam disekitar area gumuk tersebut. Frans dan mapala sangat terbuka dengan konservasi ini, sehingga warga dan masyarakat lain diharapkan bisa ikut ambil bagian dalam kegiatan konservasi.

Oleh : Mohammad Nur Huda