Petugas dari PMI memeriksa tensi pendonor |
Hidup adalah anugerah dimana seorang manusia sebaiknya senantiasa selalu bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan oleh Tuhan. Dimana ada kehidupandisitu ada secercah harapan dan dimana ada harapan disitu ada segenggam keikhlasan. Inilah salah satu yang diharapkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa-Korps Suka Rela (UKM-KSR) Politeknik Negeri Jember, yaitu menumbuhkan rasa sosial dan meningkatkan rasa peduli sekaligus simpati terhadap sesama. UKM-KSR berdasarkan program kerjanya telah melaksanakan kegiatan donor darah dengan tema "Setetes Darah Anda Nyawa Bagi Mereka" yang bertempat di Aula Soetrisno Widjaja. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap 3 bulan sekali dan tanggal pelaksanaannya biasanya dilakukan pada awal bulan. Alasannya ditinjau dari kesehatan fisik, pada awal bulan para mahasiswa ataupun civitas kampus lainnya keadaan gizinya masih baik. Untuk bulan September ini ddilakukan selama 3 hari yaitu dimulai pada tanggal 8-10 September 2014 tepatnya pukul 08.00 WIB - selesai, sampai persediaan kantong darah habis.
Selain anggota dari UKM-KSR sendiri, petugas lain yang juga berperan adalah Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI), ladam artian UKM-KSR hanya memberikan wadah, seperti tempat, saran dan prasarana, sponsor dan lain-lainnya yang berhubungan dengan kampus. Sedangkan petugas UDD PMI yang menyediakan alat-alat tes darah, kantong darah dan sekaligus menjadi petugas kesehatan untuk mengambil darah.
Direncanakan pula setiap 1 bulan sekali akan diadakan kegiatan donor darah dalam ruang lingkup kecil dengan tujuan untuk mengisi 2 bulan yang kosong, bedanya pelaksanaan hanya dilakukan selama 1 hari. "Ini ditujukan agar pendonor yang belum sempat atau tidak bisa donor karena persediaan kantong darah habis, bisa mendonorkan darahnya pada 2 bulan mendatang. Insyaallah tahun depan", ulas Hilman Maulana selaku ketua panitia kegiatan donor darah.
Setiap harinya dari pihak UDD PMI menyediakan 70-75 kantong darah dan selalu habis bahkan bisa lebih. Kegiatan donor darah ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat didukung oleh pihak lembaga akademik kampus.
Donor darah tidak disarankan adanya unsur keterpaksaan atau dorongan dari orang lain, karena faktor tersebut sangat berpengaruh buruk, baik pada kondisi pendonor ataupun hasil darahnya. Jika seseorang masih ada takut ataupun khawatir, secara otomatis semua otot akan berkontraksi dan mempercepat sistem saraf otonom yang akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi dan pembuluh darah menjadi sempit, akhirnya darah sulit untuk keluar dan kemungkinan besar pendonor akan kehilangan kesadaran secara perlahan. Oleh karena itu dari pihak UDD PMI menyarankan agar ditunggu sampai benar - benar berani terlebih dahulu.
Jenjang waktu normal antara donor awal menuju donor selanjutnya adalah menunggu selama 75 hari. Jika seseorang kurang dari 75 hari sudah ingin mendonorkan darahnya kembali, maka efeknya yang dihasilkan juga akan menjadi tidak baik. Dilihat dari sisi sitem yaitu darah tidak dapat terdeteksi atau tidak bisa masuk dalam sistem pencatatan . Dilihat dari sisi pendonor yaitu kondisi tubuh akan mudah sakit. Dari sisi pasien yang menerima darah aitu sel darah merah yang dihasilkan tidak akan maksimal. Keadaan ini berbanding terbalik ibarat air dalam gelas, " Jika air dalam gelas sudah penuh, kalau diisi lagi akan tumbah, nah sama dengan seseorang jika umur donornya itu kurang, maka akan bermasalah pada tubuhnya", jelas bapak Bambang selaku Teknisi Laboratorium UDD PMI.
Pada tanggal 3 Juni kegiatan donor darah dari Politeknik Negeri Jemberini sempat mendapat penghargaan dari Bupati Jember Ir. H. MZA. Djalal, M.Si karena merupakan penyumbang kantong darah terbanyak yang dilakukan secara rutin. Donor darah di Indonesia menggunakan sistem donor sukarela dan donor keluarga yang semuanya bersifat gratis tanpa dipungut biaya apapun.
Berdasarkan prosedur internasional, semua kantong darah tersebut akan dibawa ke lemabaga PMI pusat dan kemudian dilakukan screening atau penyaringan yang akan diladikan stok sehat sehingga selanjutnya disimpan di lemari pendingin dari yaitu Blood Bank. Usia darah maksimal 35 hari, terhitung sejak darah didonorkan sampai dengan kadaluarsa. Berdasarkan analisa yang ada, darah yang paling sulit ditemukan yauti golongan darah AB dan perbandingan dari segi kebutuhan dengan pendonor pun seimbang, sehingga kemungkinan kecil terjadi kekurangan dolongan darah yang sama, kalupun sda maka menggunakan jasa donor bayaran.
Perludiketahui juga bahwa persepsi yang menyatakan tentang donor darah secara gratis namun saat seseorang membutuhkan darah didapatkan dengan biaya yang mahal itu bukan semata-mata tidak adil . Semua itu sebenarnya yang dibeli bukan darahnya melainkan menghargai pelayanan jasa tenaga kehatan, kantong darah dan segala peralatannya.
Donor darah bukan berarti membuang darah secara cuma-cuma, selain mendapat pahala shadaqoh juga pada tubuh pendonor sangat baik, yaitu imun tubuh akan menjadi lebih baru sehingga dapat melawan patogen penyakit yang masuk dalam tubuh. Segala sesuatu yang berbentuk kebaikan pasti ada timbal baik yang lebih baik lagi, maka dari itu sebagai makhluk sosial alangkah mulianya jika uluran bantuan dalam bentuk setetes darah saja dapat memperpanjang kelangsungan hidup banyak orang yang kini sedang terbaring dengan dengan air mata menuai harapan untuk tetap bertahan hidup.
Oleh : Nila Ummi Faarichah
Foto : Nila Ummi Faarichah
Jenjang waktu normal antara donor awal menuju donor selanjutnya adalah menunggu selama 75 hari. Jika seseorang kurang dari 75 hari sudah ingin mendonorkan darahnya kembali, maka efeknya yang dihasilkan juga akan menjadi tidak baik. Dilihat dari sisi sitem yaitu darah tidak dapat terdeteksi atau tidak bisa masuk dalam sistem pencatatan . Dilihat dari sisi pendonor yaitu kondisi tubuh akan mudah sakit. Dari sisi pasien yang menerima darah aitu sel darah merah yang dihasilkan tidak akan maksimal. Keadaan ini berbanding terbalik ibarat air dalam gelas, " Jika air dalam gelas sudah penuh, kalau diisi lagi akan tumbah, nah sama dengan seseorang jika umur donornya itu kurang, maka akan bermasalah pada tubuhnya", jelas bapak Bambang selaku Teknisi Laboratorium UDD PMI.
Pada tanggal 3 Juni kegiatan donor darah dari Politeknik Negeri Jemberini sempat mendapat penghargaan dari Bupati Jember Ir. H. MZA. Djalal, M.Si karena merupakan penyumbang kantong darah terbanyak yang dilakukan secara rutin. Donor darah di Indonesia menggunakan sistem donor sukarela dan donor keluarga yang semuanya bersifat gratis tanpa dipungut biaya apapun.
Berdasarkan prosedur internasional, semua kantong darah tersebut akan dibawa ke lemabaga PMI pusat dan kemudian dilakukan screening atau penyaringan yang akan diladikan stok sehat sehingga selanjutnya disimpan di lemari pendingin dari yaitu Blood Bank. Usia darah maksimal 35 hari, terhitung sejak darah didonorkan sampai dengan kadaluarsa. Berdasarkan analisa yang ada, darah yang paling sulit ditemukan yauti golongan darah AB dan perbandingan dari segi kebutuhan dengan pendonor pun seimbang, sehingga kemungkinan kecil terjadi kekurangan dolongan darah yang sama, kalupun sda maka menggunakan jasa donor bayaran.
Perludiketahui juga bahwa persepsi yang menyatakan tentang donor darah secara gratis namun saat seseorang membutuhkan darah didapatkan dengan biaya yang mahal itu bukan semata-mata tidak adil . Semua itu sebenarnya yang dibeli bukan darahnya melainkan menghargai pelayanan jasa tenaga kehatan, kantong darah dan segala peralatannya.
Donor darah bukan berarti membuang darah secara cuma-cuma, selain mendapat pahala shadaqoh juga pada tubuh pendonor sangat baik, yaitu imun tubuh akan menjadi lebih baru sehingga dapat melawan patogen penyakit yang masuk dalam tubuh. Segala sesuatu yang berbentuk kebaikan pasti ada timbal baik yang lebih baik lagi, maka dari itu sebagai makhluk sosial alangkah mulianya jika uluran bantuan dalam bentuk setetes darah saja dapat memperpanjang kelangsungan hidup banyak orang yang kini sedang terbaring dengan dengan air mata menuai harapan untuk tetap bertahan hidup.
Oleh : Nila Ummi Faarichah
Foto : Nila Ummi Faarichah