10.35
1

Saat Acara Taman Usaha berlangsung. Doc.Expant/Huda
“Saat ini pemerintah telah memberlakukan moratorium untuk PNS, artinya pemerintah menghentikan sampai beberapa tahun ke depan untuk tidak menerima pegawai negeri sipil. Nantinya banyak fresh graduate perguruan tinggi yang tidak menjadi PNS, alasannya karena pemerintah menghentikan penerimaan PNS, yang namanya moratorium,ujar Triono Bambang Irawan.
Minggu, (20/3). Mahasiswa dan masyarakat umum berlalu-lalang di pelataran double way GOR perjuangan 45 pada pukul 06.00 hingga 10.00 untuk meramaikan Taman Usaha (TAMU) Poltek. Acara yang berslogan “salam sehat dan kaya” ini menawarkan program kewirausahaan bagi mahasiswa yang aktif berwirausaha, dengan memperkenalkan produknya masing-masing. Sebanyak 38 stand telah terdaftar, terdiri dari 30 stand atas nama mahasiswa, 8 stand lainnya atas nama umum. Dimulai dengan senam pagi pada 06.00, dilanjutkan dengan penampilan 3 buah band dari lumut yaitu band Biji Bunga Matahari, Sekala dan Eruko.
Latar belakang Tamu polije, menurut Triono Bambang Irawan selaku Kepala Unit Kewirausahaan Polije sekaligus ketua panitia adalah adanya pemberlakuan moratorium (penundaan) untuk PNS dan semakin ketatnya persyaratan pegawai di perusahaan swasta yang lebih memprioritaskan pada pengalaman bekerja, bukan sekedar fresh graduate.
“Mencari pekerjaan setelah lulus perguruan tinggi itu sulit. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa dapat mulai belajar mengembangkan usaha secara mandiri, “ ungkap Triono. Tujuan dari Tamu Poltek ini menekankan pada terciptanya jaringan kerja wirausaha bagi mahasiswa sendiri. Kedepannya, panitia akan mengembangkan pusat perdagangan batik jember dan kerajinan tangan.
Walaupun sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa dan umum, namun tak banyak dari khalayak umum yang datang meramaikan. Diperkirakan, kurangnya respon dari masyarakat umum ini terkait dengan sistem promosi yang kurang baik dan menyeluruh. “Tadi ada orang umum mau masukin barang, tapi takut soalnya dikira ini acara untuk mahasiswa saja. Promosinya kurang, trus kita nggak tau kalau ada senam.Nggak ada di  brosurnya,” ujar Robiatul Adawiyah, salah satu mahasiswa penyewa stand.
Sedangkan Rega Deo mahasiswa prodi TPB (Teknik Produksi Benih) memberikan saran positif untuk acara ini. “Hiburannya kurang meriah mbak. Stand juga harusnya nggak usah bayar soalnya untuk kalangan mahasiswa sendiri,” sahut Deo saat diwawancarai redaksi Explant di standnya, Komunitas Mahasiswa Benih.
Lain halnya dengan Ludvi Oktavia mahasiswa Rekam Medik, ia mengkritik tatanan stand yang tidak mendukung kenyaman konsumen. “Harusnya posisi stand itu berhadap-hadapan. Kalau seperti ini kan kena sinar matahari, panas, ucapnya sambil menyeruput es.
Pihak panitia membenarkan kritikan ludvi. Menurut Triono, saat ini pihaknya masih kurang dalam infrastruktur. Kekurangan ini yang akan diperbaiki kedepan, saat diadakan tamu poltek berikutnya. []
Oleh : Galuh Dwi Saraswati