“Saat ini pemerintah telah memberlakukan
moratorium untuk PNS, artinya pemerintah menghentikan sampai beberapa tahun ke
depan untuk tidak menerima pegawai negeri sipil. Nantinya banyak fresh graduate perguruan tinggi yang
tidak menjadi PNS, alasannya karena pemerintah
menghentikan penerimaan PNS, yang namanya moratorium,” ujar Triono Bambang Irawan.
Minggu, (20/3). Mahasiswa dan masyarakat umum berlalu-lalang di pelataran double
way GOR perjuangan
45 pada pukul 06.00 hingga 10.00 untuk meramaikan Taman Usaha (TAMU)
Poltek. Acara
yang berslogan “salam sehat dan kaya” ini menawarkan program kewirausahaan bagi mahasiswa
yang aktif berwirausaha, dengan memperkenalkan produknya masing-masing.
Sebanyak 38 stand telah terdaftar, terdiri dari 30 stand atas nama mahasiswa, 8 stand lainnya atas
nama umum. Dimulai dengan senam pagi
pada 06.00, dilanjutkan dengan penampilan 3 buah band dari lumut yaitu band
Biji Bunga Matahari, Sekala dan Eruko.
Latar belakang Tamu polije, menurut
Triono Bambang Irawan selaku Kepala Unit Kewirausahaan Polije sekaligus ketua
panitia adalah adanya pemberlakuan moratorium (penundaan) untuk PNS dan semakin
ketatnya persyaratan pegawai di perusahaan swasta yang lebih memprioritaskan pada
pengalaman bekerja, bukan sekedar fresh graduate.
“Mencari pekerjaan setelah lulus perguruan tinggi itu
sulit. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa dapat mulai belajar mengembangkan
usaha secara mandiri, “ ungkap Triono. Tujuan dari Tamu Poltek ini menekankan pada terciptanya jaringan kerja wirausaha bagi mahasiswa
sendiri. Kedepannya, panitia akan mengembangkan pusat perdagangan batik jember
dan kerajinan tangan.
Walaupun sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa dan
umum, namun tak banyak dari khalayak umum yang datang meramaikan. Diperkirakan,
kurangnya respon dari masyarakat umum ini terkait dengan sistem promosi yang
kurang baik dan menyeluruh. “Tadi ada orang umum mau masukin barang, tapi takut
soalnya dikira ini acara untuk mahasiswa saja. Promosinya kurang, trus kita
nggak tau kalau ada senam.Nggak ada di
brosurnya,” ujar Robiatul
Adawiyah, salah satu mahasiswa penyewa stand.
Sedangkan Rega Deo mahasiswa prodi TPB (Teknik Produksi Benih) memberikan
saran positif untuk acara ini. “Hiburannya kurang meriah mbak. Stand juga harusnya nggak usah bayar soalnya untuk kalangan mahasiswa
sendiri,” sahut Deo saat diwawancarai redaksi Explant di standnya, Komunitas Mahasiswa
Benih.
Lain halnya dengan Ludvi Oktavia mahasiswa Rekam Medik, ia mengkritik tatanan stand yang tidak mendukung kenyaman konsumen. “Harusnya
posisi stand itu berhadap-hadapan. Kalau seperti ini kan kena sinar matahari,
panas,” ucapnya sambil menyeruput es.
Pihak panitia membenarkan kritikan ludvi. Menurut
Triono, saat ini pihaknya masih kurang dalam infrastruktur. Kekurangan ini yang akan diperbaiki kedepan,
saat diadakan tamu poltek berikutnya. []
Oleh : Galuh Dwi Saraswati